Tawaf merupakan salah satu momen paling sakral dalam tata cara umroh, di mana Anda akan merasakan kedekatan luar biasa dengan Baitullah. Keramaian yang mungkin terjadi di sekitar Ka'bah menuntut kesabaran dan kehati-hatian. Namun, fokuslah pada setiap langkah dan niat Anda, karena setiap putaran Tawaf adalah bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT. Jangan lupa untuk minum air Zamzam setelah Tawaf sebagai bentuk keberkahan.
1. Jemaah disarankan thawaf beregu atau berombongan: Dari lbnu 'Abbas RA dari Nabi SAW bersabda; "Mengangkat tangan ketika mengawali shalat, ketika melihat Ka'bah, ketika di Shafa dan Marwa, ketika wukuf di Arafah, ketika di Muzdalifah, ketika di jamrah dan ketika shalat mayit". (HR. As-syafi'i dari Ibnu 'Abbas RA). Asy-Syafi'i, Al-Umm, juz I hlm.169.
2. Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Tawaf dimulai dari Hajar Aswad. Setiba di rukun Aswad, jemaah disunahkan menyentuhnya, beristilam dan menciumnya jika memungkinkan, dengan tanpa menyakiti dan melukai orang lain saat berdesakan di dekat Hajar aswad. Jika tidak memungkinkan menyentuh Hajar Aswad, jemaah bisa beristilam dengan melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad lalu mencium tangannya. Jika hal itu juga tidak memungkinkan, cukup menghadapkan badan ke Ka'bah memberi isyarat dengan tangan dan mengecupnya dengan mengucapkan²:
بِسْمِ اللهِ اللَّهُ أَكْبَرُ
Artinya:
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar
Pada thawaf putaran kedua dan seterusnya jemaah cukup menghadapkan muka ke arah Hajar Aswad dengan mengangkat tangan dan mengecupnya sambil membacа:
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ
Artinya:
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar
4. Thawaf dilakukan tujuh kali putaran mengelilingi Ka'bah dengan memosisikan Ka'bah di sebelah kiri badan.
5. Selama thawaf disunatkan berdzikir dan berdoa atau membaca Al-Qur'an, dibaca dengan suara lirih agar lebih khusyu' dan tidak mengganggu jemaah lain;
6. Setiap sampai di Rukun Yamani, jemaah disunahkan mengusap Rukun Yamani (istilam); jika tidak memungkinkan, cukup dengan mengangkat tangan tanpa mengecup dan mengucapkan:
بِسْمِ اللهِ اللَّهُ أَكْبَرُ
Artinya:
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar
7. Setiap perjalanan antara rukun Yamani dan rukun Aswad jemaah disunahkan membаса doa;
رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka." Al-Baqarah[2]:201.
8. Jemaah laki-laki disunahkan melakukan larilari kecil pada tiga putaran pertama;
9. Jemaah laki-laki disunahkan juga melakukan idhthiba' pada seluruh putaran thawaf;
10. Selama thawaf jemaah agar berhati-hati dengan berusaha agar tidak bersentuhan kulit dengan lain jenis yang bukan mahramnya (ajnabi) sebab bisa membatalkan wudhu;
11. Saat kondisi tempat tawaf padat, semua jemaah agar bersabar dan mengendalikan diri agar untuk tidak berusaha menghalanghalangi dan mendahului orang lain;
12. Tawaf dapat dilakukan di lantai satu, dua, tiga, dan lantai empat
13. Jemaah memulai tawaf searah dengan Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau. Jemaah memulai thawaf dengan menghadapkan tubuhnya ke arah Hajar Aswad. Setelah tujuh putaran, jemaah mengakhiri thawaf searah dengan Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau, tempat ia memulai thawaf.
14. Jemaah udzur atau sakit dapat melaksanakan tawaf dengan kursi roda di lantai satu, lantai dua, atau lantai empat. Kursi roda bisa dibawa sendiri oleh jamaah atau menyewanya beserta biaya jasa pendorongnya. Jemaah udzur atau sakit juga dapat melakukan tawaf dan sa'i dengan menyewa 'arabah kahrubaiyyah (skuter matik) roda empat bertenaga baterai. Fasilitas ini disediakan di lantai tiga mezzanine. Selama thawaf jemaah dilarang menyentuh dinding Ka'bah, Hijir Ismail, dan Syadzarwan (pondasi Ka'bah). Menyentuh bagian-bagian itu membatalkan putaran tawaf yang sedang dilaksanakan. Sedangkan putaran sebelum dan sesudahnya tetap sah. Dalam kasus seperti ini, jemaah harus menambah putaran sebanyak putaran yang batal tadi. Disunahkan mencium hajar aswad, tapi jika situasi dan kondisi di sekitar Hajar Aswad sangat padat disarankan untuk tidak memaksakan diri mencium Hajar Aswad dalam kondisi berdesakan. Berdesakan antara lelaki dan perempuan dengan mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain hukumnya haram, terlebih lagi dengan membayar orang untuk membantu melapangkan jalan dan menghalangi jalan orang lain;
17. Apabila jemaah merasa ragu dengan jumlah putaran tawaf yang sudah dilakukan, harus mengambil hitungan yang paling sedikit, lalu menambah putaran tawaf hingga genap menjadi tujuh putaran³.
18. Sesudah thawaf disunahkan melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim atau tempat manapun di Masjidil Haram kemudian berdoa;
19. Berdoa di Multazam, yaitu suatu tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Jika kondisinya tidak memungkinkan karena padat, jemaah bisa mengambil tempat yang searah dengan Multazam;
20. Setelah jemaah selesai melaksanakan salat sunah thawaf, dan berdoa di Multazam, jemaah disunahkan minum air Zamzam yang diambil dari tempat yang telah disediakan di galon atau kran air Zamzam kemudian berdoa.
21. Shalat sunat di Hijir Ismail adalah shalat sunat mutlak yang tidak ada kaitannya dengan thawaf. la tidak harus dilaksanakan setelah tawaf, namun dapat dilaksanakan kapan saja bila keadaan memungkinkan;